Salam Damai Sejahtera dalam Kasih Bapa dan Putera,
Pagi ini di akhir pekan, bacaan Injil menyinggung soal BENIH. Entah mengapa setelah membaca, merefleksikan dalam diri sendiri dan merasa belum menjadi benih yang baik. Mungkin saat ini saya menjadi benih yang jatuh di bebatuan, semak atau pinggir jalan (tol). Soalnya kalau di pinggir jalan desa, biasanya tanahnya juga subur.. :).
Lalu apa hubungannya dengan UUD 1945 milik bangsa kita dan juga hubungannya dengan do'a Bapa Kami ? Sebenarnya sih tidak ada. Hanya, 'nyenggol' sedikit. Kita kilas balk sejenak ke era reformasi dikobarkan. Yaitu pasca 1998. Terjadi euforia perubahan di tengah masyarakat, di dalam pentas politik pun demikian. Politikus, birokrat dan aparat (berpangkat tinggi) yang dulu setia walau KW dengan rezim Soeharto, berbalik arah setelah mengetahui kekuatan rakyat sudah tak terbendung. Macam-macam maksudnya. Ada yang ingin cari selamat sendiri, ada yang berkamuflase untuk melindungi rezim sebelumnya dari 'amuk' massa. Tapi sudahlah...yang nyata, sejak reformasi itu UUD 1945 telah mengalami 4 kali amandemen (hampir lima berarti). Rinciannya :
- Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama UUD 1945
- Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 Perubahan Kedua UUD 1945
- Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga UUD 1945
- Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat UUD 1945
Entahlah, apa maksud para wakil rakyat itu melakukannya, yang pasti di beberapa sektor, bangsa ini mengalami kemunduruan.
Lalu soal doa Bapa Kami ? Nah...ini yang nyata dalam kehidupan umat Katolik, umat yang diwarisi doa 'sakti' dari Yesus sendiri.
Perlu diamandemen juga ? Ooo...sepertinya tidak perlu dan itu hukumnya 'haram'. Tapi apa iya kita tidak pernah atau tidak sedang mengamandemen doa Bapa Kami ?
- Bapa kami yang ada di surga...yakinlah kita percaya 100%.
- Dimuliakanlah nama-Mu...yakin ? Jika sedang jatuh cinta setengah mati, siapa yang akan dipuja sampai ke ujung langit ? Jika butuh naik jabatan siapa yang akan disanjung ?
- Datanglah Kerajaan-Mu...kadang kita sempit hati dengan berujar sadar maupun tidak "Kalau Kerajaan-Nya datang...mati dong kita" Yaelah...takut mati juga kita kan... :)
- Jadilah kehendak-Mu...yakin ? Dalam doa, sering mana antara kita membiarkan hati yang mengobrol dengan Tuhan atau badani kita yang menuntut bahkan mendikte Tuhan dengan permintaan-permintaan absurd ? Dalam kenyataan, mana yang sering kita pentingkan dengan kalimat berikut dari doa Bapa Kami ?
- Berilah kami rejeki pada hari ini...rejeki dalam bentuk apa ? Senyum orang-orang yang kita jumpai ? Sapaan ramah, kritik maupun teguran baik dari orang yang mencintai kita ? Atau sebatas fee dari toko tempat perusahaan kita membeli barang lalu kita makan sendiri ? Lolosnya uang sertifikasi guru ? Lolosnya nama kita pada kocokan arisan ?
- Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami...salah satu hal tersulit adalah mengampuni. Mampukah kita mengampuni kesalahan kecil atau pun besar dari sesama kita saat mengucapkan kalimat ini ?
Belum terlambat bagi kita untuk memaknai dengan murni doa Bapa Kami. Tidak perlu di'amandemen', doa ini adalah 'pupuk' yang sangat baik bagi kita yang tidak tahu kita ini 'benih' yang jatuh di mana. Di samping Sabda Gembira dan doa-doa lain yang kita haturkan tulus kepada Bapa.
"Bapa, jadikanlah aku penggenap rencana-Mu bagi sekelilingku. Mampukan aku untuk melihat WujudMu dalam pengembaraan hidup fanaku ini, mampukan aku untuk mendengar SabdaMu pula."
Selamat berakhir pekan saudara-saudara terkasih, semoga Berkat Tuhan selalu beserta kita. Mari kita pancarkan KasihNya dalam setiap karya kita.
No comments:
Post a Comment