Luk 11:23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."

Tuesday, August 26, 2014

Orang-orang Kudus 26 Agustus 2014

Santa Teresia Yornet (Teresa Jornet), Perawan

Teresia lahir di Aytona, Spanyol pada tanggal 9 Januari 1843. Orangtuanya adalah petani miskin yang saleh dan sangat beribadat kepada Tuhan. Teresia belajar di sekolah setempat hingga memperoleh ijazah guru. Selama beberapa tahun ia mengajar di sekolah dasar Argensola. Masyarakat sekitar senang sekali dengannya karena carana mendidik anak–anak sangat baik.

Meskipun dunia pendidikan merupakan bidang kerja yang disenanginya, namun dia mencita–citakan sesuatu yang lebih mulia, yakni menjadi biarawati. Tak lama kemudian ia masuk novisiat suster–suster Klaris. Tetapi karena kesehatannya terganggu, Teresia tidak diperkenankan mengikrarkan kaulnya yang pertama. Ia lalu keluar dari tarekat suster–suster Klaris. Kemudian oleh seorang imam yang saleh, Teresia diminta untuk turut mendirikan sebuah kongregasi suster yang diabdikan untuk pelayanan dan perawatan orang–orang tua renta yang sakit dan miskin.
Pada tahun 1873 Teresia bersama beberapa orang gadis membentuk Kongregasi suster–suster Kecil. Dia diangkat sebagai pemimpin
Kongregasi baru ini. Oleh suster–suster rekannya, dia disebut sebagai Teresia a Jesu. Dibawah kepemimpinannya, kongregasi ini berkembang pesat. Limabelas tahun kemudian, tatkala tarekat baru tersebut disahkan oleh Tahkta Suci, anggota–anggotanya telah bekerja di 58 rumah perawatan orang–orang jompo di Spanyol dan kemudian di Amerika Selatan. Sulit sekali membayangkan berbagai penderitaan yang harus ditanggung oleh suster–suster tersebut. Salah satu peristiwa yang baru menimpa mereka adalah meninggalnya 24 orang suster serta 70 orang tua karena serangan penyakit kolera. Menghadapi musibah besar ini, Teresia tak bisa berbuat apa–apa kecuali menyerahkan diri kepada penyelenggaraan Ilahi Allah. Imannya yang kokoh akan Allah memberi keteguhan kepada suster–suster lainnya yang melanjutkan karyanya demi kebahagiaan orang–orang tua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Teresia Yornet meinggal dunia pada tanggal 26 Agustus.

Bto. Zefyrinus Namuncura


Ceferino Namuncura lahir pada 26 Agustus 1886 di Chimpay, Argentina. Ia adalah putera dari Manuel Numuncura, seorang kepala suku Indian Mapuche dan Rosario Burgos. Zefyrinus diharapkan oleh ayahnya menjadi seorang pemimpin, sehingga ia diserahkan untuk dibesarkan kepada seorang misionaris Salesian, RP Dominic Milanesio, yang juga membaptisnya. Zefyrinus mendapat perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya, terutama karena ia adalah seorang Indian, sehingga RP Dominic membawanya ke sekolah misi Salesian di Buenos Aires. Zefyrinus menghadapi setiap perlakuan teman-temannya dengan penuh kesabaran. Pada 8 September 1898 Zefyrinus menerima Komuni pertamanya, dan pada tahun 1899, ia menerima Sakramen Krisma. Rosario merupakan doa dan devosi yang ia senangi, dan sering mendoakannya di hadapan Sakramen Mahakudus. Banyak teman-temannya yang membandingkan Zefyrinus dengan Sto. Dominikus Savio. Zefyrinus kemudian memutuskan untuk menjadi seorang imam. Oleh superior Salesian, Uskup Antonio Cagliero, Zefyrinus dibantu untuk masuk seminari menengah di Viedma. Ketika akan melakukan upacara penghormatan kepada Bunda Kerahiman, pada 24 September 1903, Zefyrinus mengeluarkan batuk darah, yang menjadi tanda penyakit Tuberculosis. Pada April 1904, Zefyrinus dibawa oleh Uskup Agung Cagliero ke Roma dengan harapan udara yang berbeda akan membantu penyembuhannya. Zefyrinus tiba di Turin, Italia pada 19 Juli 1904. Zefyrinus kemudian dipindahkan ke Institut Salesian, Villa Sora, di Frascati, kembali dengan harapan udara yang hangat akan membantu proses penyembuhannya. Pada 27 September 1904, Zefyrinus berkesempatan berjumpa dengan Paus Sto. Pius X. Pada Maret 1905, kesehatan Zefyrinus kembali memburuk bahkan sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Zefyrinus Namuncura meninggal dunia pada 11 Mei 1905 di Roma, Italia. Pada 18 November 2007, ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Tarcisio Bertone, S.D.B.

No comments:

Post a Comment