Luk 11:23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."

Tuesday, August 5, 2014

Hati itu (bukan) piring

Salam Sejahtera,


Siang ini di lini masa FB saya ada yang mengunggah gambar yang berisi percakapan antara A dan B.
Jadi teringat tentang kisah lukisan Yesus mengetuk pintu di suatu malam. 

"Holman Hunt adalah pelukis sebuah gambar Kristus yang sedang berdiri dan mengetuk pintu sebuah rumah. Setelah karyanya selesai, Hunt memanggil rekan-rekannya yang lain dan meminta mereka untuk mengamati dengan kritis, melihat apakah ada kesalahan dalam gambar itu. Mereka memandang dengan teliti lukisan itu tapi tak seorang pun bisa menemukan kesalahan dalam gambar itu. Justru mereka merasa kagum. Akan tetapi, tiba-tiba seorang rekannya yang baru saja datang langsung bisa menemukan kesalahan terbesar yang dilakukan oleh Hunt di lukisan “Yesus Ketuk Pintu” itu." Coba kalian lihat dulu, apakah kalian menemukan kesalahan dalam lukisan ini? Teman itu berkata: “Pak Hunt, saya melihat kesalahan mendasar dalam gambar itu adalah Anda lupa melukis gagang pembuka pintu atau kunci di pintu itu!” Tapi tahukah saudara bahwa di situlah pesan dari lukisan ini! Kemudian Hunt pun menjawab: “Sobat, bila Kristus mengetuk pintu rumahmu, pintu itu hanya bisa dibuka dari dalam”. Sumber

Saudara, kita dianugerahi pilihan dalam hidup. Bahkan pilihan membenci Tuhan pun sah, mencaci Tuhan boleh. Apalagi di antara pilihan tetap merasa sakit hati atau kemauan untuk pulih. Coba baca buku SAAT TUHAN TIADA karangan Rm. A. Setyawan SJ.
Piring memang jika sudah pecah (itu kalau piring dari beling/tanah liat) tidak akan kembali seperti semula. Tapi kata siapa ? Bukannya bisa dilebur lagi ? Dibentuk lagi.
Hati kita setiap saat diketuk olehNya, diketuk untuk mendengarkan Warta GembiraNya, diketuk untuk 'dititipi' pesan menyampaikan Kabar GembiraNya. Tuhan bisa saja mendobrak pintu yang di luarnya tidak diberi gagang, tentunya dengan kuasa yang Maha Dahsyat. Tapi itu bukan ciriNya, bukan karakterNya. Kitalah yang diberi pilihan mau membuka untuk mendengarkanNya, menerima titipanNya atau tidak.
Jika kita terluka, Tuhan pun datang mengetuk pintu untuk menyembuhkan. Sekali lagi, pilihan kita mau membuka atau tidak hati kita agar Sang Dukun atau Dokter atau Paramedis masuk untuk mengobati luka-luka hati kita.

Semoga tulisan sederhana ini membantu saudara memaknai luka hati, memaknai ketukan di depan pintu hati kita dan memaknai makna KehadiranNya.

Berkah Dalem.

Sudut BAAK 050814

No comments:

Post a Comment