Salam Sejahtera,
Siang ini di lini masa FB saya ada yang mengunggah gambar yang berisi percakapan antara A dan B.
Jadi teringat tentang kisah lukisan Yesus mengetuk pintu di suatu malam.
Saudara, kita dianugerahi pilihan dalam hidup. Bahkan pilihan membenci Tuhan pun sah, mencaci Tuhan boleh. Apalagi di antara pilihan tetap merasa sakit hati atau kemauan untuk pulih. Coba baca buku SAAT TUHAN TIADA karangan Rm. A. Setyawan SJ.
Piring memang jika sudah pecah (itu kalau piring dari beling/tanah liat) tidak akan kembali seperti semula. Tapi kata siapa ? Bukannya bisa dilebur lagi ? Dibentuk lagi.
Hati kita setiap saat diketuk olehNya, diketuk untuk mendengarkan Warta GembiraNya, diketuk untuk 'dititipi' pesan menyampaikan Kabar GembiraNya. Tuhan bisa saja mendobrak pintu yang di luarnya tidak diberi gagang, tentunya dengan kuasa yang Maha Dahsyat. Tapi itu bukan ciriNya, bukan karakterNya. Kitalah yang diberi pilihan mau membuka untuk mendengarkanNya, menerima titipanNya atau tidak.
Jika kita terluka, Tuhan pun datang mengetuk pintu untuk menyembuhkan. Sekali lagi, pilihan kita mau membuka atau tidak hati kita agar Sang Dukun atau Dokter atau Paramedis masuk untuk mengobati luka-luka hati kita.
Semoga tulisan sederhana ini membantu saudara memaknai luka hati, memaknai ketukan di depan pintu hati kita dan memaknai makna KehadiranNya.
Berkah Dalem.
Sudut BAAK 050814
No comments:
Post a Comment