Luk 11:23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."

Sunday, September 13, 2015

Menata parkir, pikir dan harapan

Salam damai sejahtera,

Memasuki Minggu Biasa ke XXIV. Admin mengucapkan turut berduka atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Masjidil Haram, semoga yang meninggal diampuni segala dosa dan Tuhan Yang Maha Kuasa menerima segala amal selama hidup untuk membukakan pintu kebahagiaan abadi bersamaNya. Yang cedera pun cepat dipulihkan. Bagi keluarga semoga diberi rahmat keiklasan.

Tulisan ini diilhami dari 'tugas' sebagai tukang parkir di gereja. Tugas, saya beri tanda kutip untuk menandai bahwa hal itu dilakukan atas kerelaan. Ternyata hampir sama tantangan untuk melaksanakan 'tugas' itu antara   yang di gereja maupun kapel. Dari yang parkir seenaknya, pokoknya asal motor berhenti, matikan mesin, turunkan standar dan melenggang ke dalam gereja/kapel. Atau yang memilih parkir sedekat mungkin dengan pintu masuk agar cepat bisa meraih motor saat jam pulang. Datang mepet pulang cepat bahkan tanpa menunggu berkat. Tapi syukurlah, masih banyak yang mau parkir mengikuti aturan atau memiliki naluri untuk parkir dengan rapi sesuai urutan.

Entahlah, banyak kepala maka banyak pikir dan keinginan. Petugas parkir di gereja/kapel yang terbatas mengemban tugas bukan untuk merepotkan namun agar mempermudah semua. Dengan tertatanya motor/mobil yang terparkir di tempat yang disediakan. Jika terlihat rapi, secara visual akan enak dipandang. Mungkin akan sedikit butuh waktu saat keluar karena motor/mobil kita ada di barisan belakang. Namun bersabarlah. Sesabar jika kita bermain komputer, berkutat dengan gadget  ngrumpi saat arisan/kumpul-kumpul. Jika berpikir petugasnya kurang harusnya ditambah, maka marilah turun tangan tanpa menunggu untuk membantu. Tanpa SK tanpa UMR tentunya... :) yang ada BPJS. Berkat (lewat) Putera Jaminan Selamanya....


Mungkin parkir yang rapi dan mengikuti aturan bukanlah bagian dari iman. Iman yang tumbuh dalam harapan. Yesus pun tidak mengajarkan soal parkir motor/mobil. Benarkah sesederhana itu ?
Bukannya pertumbuhan iman bukan hanya terjadi di dalam perayaan ekaristi, dalam doa-doa yang kita panjatkan, dalam tebalnya kitab suci yang mungkin selalu kita baca atau renungan-renungan yang sampai di telinga ? 
Kata Romo, iman juga perlu dipupuk dalam sikap hidup kita, dalam pengalaman-pengalaman kehidupan sekecil apa pun. Kasihilah sesamamu itu juga termasuk mengasihi 'tukang parkir' di gereja/kapel dengan mempermudah pelayanannya. 
Bisa ? Harus bisa dong....

Tuhan beserta kita selalu...(otp)



No comments:

Post a Comment